Menikmati Kota Batik

Pekalongan terletak di jalur Pantura. Oleh karena itu, di kota ini truk-truk besar biasa lalu lalang di jalanan kota. Untuk menuju kota Pekalongan banyak cara yang dapat ditempuh. Antara lain bisa dengan bus, kereta api, maupun pesawat. Jika naik bus dan kereta api, kita bisa langsung berhenti di kota Pekalongan. Namun, jika naik pesawat, kita berhenti dulu di Semarang, selanjutnya naik kendaraan lagi dari Semarang menuju kota Pekalongan.
Pekalongan World's City of Batik
Alun-Alun Kota Pekalongan
Adapun saya lebih memilih naik pesawat. Meskipun teman yang berasal dari Pekalongan menyarankan naik kereta api tapi saya lebih memilih pesawat. Salah satunya dikarenakan saya ingin merasakan perjalanan melewati Alas Roban. Ternyata, pada saat saya melewati kawasan ini tidak seperti yang saya bayangkan. Kebetulan saya melintasi kawasan ini di sore hari. Hutan jati diselimuti debu karena nampaknya hujan sudah lama tidak turun di kawasan ini. Di kawasan ini sudah ramai dengan kedai-kedai dan rumah makan. Saya pun menyempatkan diri makan di salah satu rumah makan di Alas Roban.
Salah satu kedai yang menjual makanan di Alas Roban. Terlihat di belakangnya pohon-pohon jati yang meranggas karena kemarau.
Masjid Agung Al Jami yang terletak di Alun-Alun Kota Pekalongan
Setibanya di kota Pekalongan saya menginap di hotel dekat alun-alun kota Pekalongan. Di dekat alun-alun ini terdapat pusat perbelanjaan dan Masjid Agung Al Jami Pekalongan. Masjid ini terletak persis di depan alun-alun kota Pekalongan. Pada malam hari, alun-alun ini dipenuhi penjual aneka makanan. Adupun di pagi hari, alun-alun ini menjadi tempat olahraga lari pagi. Namun sayangnya, trek untuk lari pagi kurang mendukung karena paving block kurang rapi sehingga tidak jarang ada yang lari pagi di jalan raya sekitar alun-alun kota.
Pekalongan Kota Batik
Hampir setiap orang di negara ini mengenal batik. Bisa dikatakan kebanyakan orang di Indonesia menyimpan batik di lemari bajunya. Bahkan, sekarang batik sudah menjadi semacam pakaian “resmi” bangsa Indonesia. Kita bisa lihat orang-orang yang menghadiri acara-acara resmi, misalkan pernikahan, mayoritas mengenakan pakaian batik. Di sekolah pakaian batik biasanya dikenakan pada salah satu hari-hari masuk sekolah. Bahkan, di instansi pemerintah, batik menjadi salah satu pakaian dinas harian yang wajib dikenakan oleh pegawai.
Sejak UNESCO mengakui batik sebagai warisan dunia dari Indonesia dengan menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of The Oral and the Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009, batik menjadi suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Sejak itu, batik menjadi salah satu identitas bangsa. Meskipun bangsa ini sangat beragam tapi melalui batik semua keragaman itu menemukan persatuannya. Berdasarkan corak-corak yang ada di batik dapat diketahui batik tersebut berasal dari mana. Misalnya ada batik Aceh, batik Minangkabau, batik Kalimantan, batik Papua, batik Bali, batik Betawi, batik Banten, batik Madura, dan lain sebagainya. Masing-masing batik memiliki corak-corak yang berbeda satu sama lainnya.
Tentunya pada saat membicarakan batik tidak bisa melupakan kota Pekalongan. Kota Pekalongan disebut sebagai Kota Batik. Terdapat alasan kuat yang menyebabkan kota ini disebut sebagai kota batik. Dari sisi ekonomi, mayoritas mata pencarian masyarakat kota ini adalah sebagai pembatik. Bagi yang mempunyai modal maka menjadi pengusaha batik. Namun, jika tidak mempunyai modal bekerja sebagai buruh batik, baik itu batik tulis, batik cap, dan lain sebagainya. Batik sudah menjadi industri bagi kota Pekalongan.
Maka tidak heran jika di kota ini banyak dijumpai gerai-gerai batik. Hampir di setiap sisi kota dapat ditemui gerai batik. Menurut orang-orang yang sempat saya tanyai, kebanyakan gerai-gerai itu dimiliki oleh keluarga yang sudah turun temurun. Jadi, gerai-gerai batik itu dimiliki oleh nenek atau orang tua yang kemudian diwariskan kepada anak-anaknya. Tidak jarang satu keluarga memiliki beberapa gerai batik.
Di kota ini juga dapat dijumpai kampung batik. Misalnya, Kampung Batik Kauman. Di kampung batik ini terdapat banyak pengrajin batik. Di kampung ini pengunjung dapat melihat atau membeli berbagai macam dagangan yang terbuat dari batik. Kampung Batik Kauman terletak di dekat alun-alun Kota Pekalongan.
Gerbang penanda masuk ke Kampung Batik Kauman
Ragam kuliner khas Pekalongan
Selain dapat “menikmati” wisata batik, di kota Pekalongan kita juga bisa menikmati wisata kuliner. Untuk menikmati kuliner khas Pekalongan kita bisa mengunjungi alun-alun kota Pekalongan.
Pada malam hari, alun-alun kota Pekalongan “diisi” oleh berbagai macam jajanan kuliner. Lontong, sate, baso, soto, dan lain-lain dengan mudah ditemukan di tempat ini. Salah satu kuliner khas Pekalongan yang sempat saya cicipi adalah garang asem. Saya membeli garang asem di salah satu tempat makan yang cukup terkenal kekhasan garang asemnya di kota ini. Kebetulan tempat makan garang asem ini juga terletak di alun-alun kota Pekalongan.
Garang asem daging khas Pekalongan
Garang asem khas kota Pekalongan memiliki 2 (dua) jenis, yaitu daging dan ayam. Garang asem daging rasanya enak. Tapi, aroma dagingnya masih cukup terasa sehingga pada saat saya menyuap makanan aroma daging tercium oleh hidung. Bagi saya ini cukup membuat selera makan saya berkurang. Untuk harga semangkok garang asem daging tidak sampai Rp.40.000. Sementara, garang asem ayam dihargai lebih murah dari garang asem daging. Garang asem khas Pekalongan berbeda dengan garang asem yang pernah saya makan di tempat lain. Jika, di tempat lain garang asem dibumbui irisan belimbing wuluh dan tomat maka di Pekalongan garang asemnya tidak dibumbui oleh kedua jenis bumbu tersebut.
Garang asem ayam khas Pekalongan
Selain garang asem, selama saya di Pekalongan masih terdapat makanan khas Pekalongan lainnya yang sempat saya cicipi, yaitu Nasi Megono dan Soto Tauto. Nasi Megono terdiri dari nasi yang lauknya cacahan nangka muda dicampur kelapa, ikan asin, dan daging. Cacahan kelapa ini memiliki rasa khas yang pada saat dimakan “menggigit” lidah. Nampaknya, ada bumbu lain di dalam cacahan nangka itu yang saya tidak tahu apa.
Nasi Megono khas Pekalongan
Adapun Soto Tauto adalah soto yang dicampur dengan tauco. Isi soto tauto bermacam-macam. Saya sempat makan soto tauto yang isinya daging sapi, telur rebus, kecambah, dan mihun. Di waktu yang lain saya makan soto tauto yang isinya daging kerbau dan mihun saja. Semua soto tauto yang saya makan rasanya enak. 
Bagi yang mempunyai kesempatan datang ke kota ini silakan menikmati wisata batik dan kuliner. Tentunya kurang afdol jika perjalanan menikmati kota batik tanpa diakhiri dengan membawa oleh-oleh batik.[]

Posting Komentar

0 Komentar