Hama

Setiap makhluk hidup pasti memiliki cobaan dalam kehidupannya. Jenis cobaan itu bermacam-macam. Di antaranya adalah penyakit. Penyakit tidak hanya menyerang makhluk hidup berakal atau manusia, tapi tanaman/tumbuhan dan hewan pun yang tidak memiliki akal tidak lepas dari penyakit. Dikarenakan tanaman dan hewan tidak memiliki akal untuk berpikir, maka penyembuhan penyakit pada tanaman dan hewan diusahakan atau dilakukan oleh manusia yang menanamnya.

Penyakit pada tanaman disebabkan oleh banyak hal. Cuaca, perawatan, dan kondisi lingkungan bisa menimbulkan penyakit atau masalah bagi tanaman. Misalnya cuaca yang terlalu panas bisa menimbulkan kekeringan yang menyebabkan tanaman menjadi sakit. Jika sudah sakit, maka tanaman akan kering dan selanjutnya bisa mati.

Penyebab penyakit tanaman di atas relatif jarang terjadi. Selama dilakukan perawatan dengan baik maka masalahnya dapat diatasi. Justru penyebab penyakit yang sering menyerang tanaman adalah hama. Hama menyerang tanaman tidak memandang jenis, usia, dan bentuk tanaman. Semua tanaman bisa diserang oleh hama. Baik tanaman yang sedang disemai, maupun yang sudah berbuah tidak luput dari ancaman hama. Disebabkan ganasnya serangan hama tidak jarang membuat petani kewalahan menghadapinya.

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) memberikan 3 (tiga) definisi hama, yaitu (1) hewan yang mengganggu produksi pertanian seperti babi hutan, tupai, tikus, dan terutama serangga; (2) benih penyakit; dan (3) biang keladi kerusakan; perusak. Ketiga definisi ini secara jelas menunjukkan betapa luasnya pengertian hama. Namun demikian, sebagaimana umumnya yang terjadi pada tanaman, definisi itu secara gamblang mengandung 2 (dua) makna, yaitu hewan dan benih penyakit.

Hama Karet

Hewan yang mengganggu tanaman setidaknya ada 2 (dua) jenis yang secara langsung saya temukan saat menanam tanaman. Pertama babi hutan, dan kedua tikus. Babi hutan saya temukan sangat merusak tanaman karet. Pada saat saya menanam karet, batang karet yang baru sebesar jari tangan orang dewasa harus patah oleh ulah babi hutan. Bahkan tidak jarang karet saya terbongkar sampai akar-akarnya diakibatkan oleh babi. Karet yang sudah terbongkar harus diganti dengan bibit karet baru karena karet yang terbongkar sudah tidak bisa ditanam kembali.


Tidak berhenti di situ, karet yang sudah dipatahkan batangnya oleh babi hutan harus menerima “nasib” berulang kali dipatahkan babi. Jadi, jika pohon karet sudah dipatahkan oleh babi, seandainya ia tumbuh kembali, maka yang tumbuh itu akan dipatahkan kembali oleh babi. Sampai saat ini, saya masih bertanya-tanya mengapa babi hutan tertarik mematahkan batang karet yang sama sampai berulang kali. Padahal, batang karet yang patah itu membutuhkan waktu yang lama untuk tumbuh kembali. Namun, si babi hutan tidak lupa dengan karet itu sehingga ia akan menjadi sasarannya kembali.

Babi hutan perusak karet saya tidak mengenal waktu dalam merusak karet. Siang atau pun malam tidak menjadi halangannya untuk merusak tanaman. Pernah saat siang hari saat sedang membersihkan kebun, saya melihat babi hutan masuk dan berjalan ke dalam kebun karet saya. Babi hutan besar itu berwarna putih abu-abu. Sekujur badannya dipenuhi lumpur. Dengan santai babi hutan itu melenggang-lenggok memasuki kebun saya. Saya kemudian mengusirnya dengan melemparkan kayu ke arah babi hutan itu. Babi hutan itu kemudian melipir ke hutan di sebelah kebun karet saya.


Tantangan saya menanam karet tidak hanya datang dari hama hewan babi hutan. Namun, hama hewan lainnya yaitu tikus juga mengancam pertumbuhan bibit karet saya. Sebagaimana sudah saya sebutkan di atas, bibit karet yang saya tanam rata-rata sebesar jari tangan orang dewasa. Batang karet ini menjadi sasaran empuk dimakan oleh tikus. Akibatnya, batang-batang karet yang dikerat oleh tikus terpotong. Hal ini tentunya sangat mengganggu pertumbuhan karet karena meskipun tidak mati pertumbuhan karet akan memakan waktu lama untuk tumbuh kembali dari bekas potongan karet itu.

Berbeda dengan babi hutan yang saya tidak tahu cara menghadapinya, untuk menghadapi serangan tikus saya memiliki solusi atau cara mengatasinya. Pertama saya menggunakan racun tikus. Cara ini cukup ampuh karena tikus yang memakannya akan mati. Di samping menggunakan racun tikus, saya juga menggunakan bekas botol plastik air mineral. Botol plastik bekas saya potong bagian atas dan bawahnya. Kemudian, botol itu saya masukkan ke batang pohon karet. Untuk memudahkan proses pemasukan botol ke batang karet, saya sayat satu sisi botol plastik.

Meskipun cara ini lebih sulit dan memakan waktu lama karena memasang botol plastik ke pohon-pohon karet yang berjumlah ratusan akan membutuhkan kesabaran. Namun, hasilnya sangat terasa. Botol yang berfungsi untuk melindungi pohon karet dari keratan tikus berhasil menghadapi serbuan hama tikus. Batang pohon karet saya selamat dari keratan tikus.


Hama Cabe

Di atas serangan hama hewan terhadap tanaman saya di kebun karet. Ternyata, pada saat saya menanam cabe di pot juga mendapat serangan dari hama. Sebagaimana hama yang menyerang karet saya sebanyak 2 (dua), yaitu babi hutan dan tikus, cabe saya juga diserang oleh 2 (dua) hama, yaitu tikus dan hama yang saya tidak tahu namanya.

Saat menelusuri informasi di internet saya menemukan nama yang mirip dengan hama penyerang cabe saya—yang saya tidak tahu namanya. Berdasarkan tulisan pada http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/85029/MENGENAL-HAMA-DAN-PENYAKIT-TANAMAN-CABAI/



Serangan hama yang berwarna putih gemuk ini menyebabkan cabe-cabe saya menjadi kuning dan daunnya keriting. Jika terus dibiarkan, maka cabe yang terkena hama ini akan mati. Sebagai orang awam—bukan petani, saya sudah berusaha mengatasi serangan hama ini dengan melakukan penyemprotan insektisida. Namun, penyemprotan itu tidak berhasil. Cabe saya yang terkena serangan hama ini pada akhirnya mati.

Bahkan, serangan hama ini berpindah ke pohon-pohon cabe lainnya. Dengan ide sendiri, saya kemudian membuang daun-daun yang dihinggapi oleh hama ini. Satu persatu pohon cabe saya periksa daun-daunnya. Jika saya temukan ada hama yang hinggap di daunnya maka daun itu saya buang. Ternyata usaha ini membuahkan hasilnya. Cabe-cabe saya yang tadinya sudah mulai berdaun keriting kembali subur. Daunnya yang sebelumnya gelap agak kehitam-hitaman berubah menjadi hijau.



Serangan hama ini tidak hanya berfokus pada cabe yang sudah berbuah. Bibit cabe yang masih kecil pun tidak luput dari serangan hama. Ceritanya ada satu bibit cabe yang saya tanam. Pada awalnya, bibit cabe ini tumbuh normal. Namun, dari hari ke hari saya perhatikan tidak ada pertumbuhan signifikan dari bibit cabe ini. Bahkan, cenderung menjadi lebih kecil atau menyusut. Padahal, saya sudah menyiramnya dengan rutin. Bahkan, saya memberikan pupuk NPK mutiara agar tumbuh dengan baik. Namun, usaha itu tidak berhasil. Saya kemudian menyemprotkan regent ke bibit cabe ini. Tapi, tetap saja bibit cabe saya kerdil. 

Dengan penuh penasaran saya kemudian memeriksa daunya yang kecil dan berjumlah 3 (tiga) helai. Ternyata, di bawah daun-daun itu dipenuhi oleh hama berwarna putih. Saya kemudian memetik dan membuang daun-daun itu. Alhamdulillah, saat ini bibit cabenya sudah tumbuh subur dan berdaun lebar.

Hama lainnya yang menyerang cabe saya adalah tikus. Buah-buah cabe saya yang masih hijau habis dimakan tikus. Setiap pagi, di bawah pohon-pohon cabe berhamburan buah-buah cabe bekas dimakan tikus. Sedih rasanya melihat buah-buah cabe yang masih hijau itu tidak bisa dimanfaatkan lagi. Cabe saya tidak sempat berubah menjadi merah karena masih hijau saja sudah disikat” oleh tikus.

Saya kemudian memberikan racun tikus yang berbentuk kotak hijau. Racun ini saya berikan di sekitar pohon cabe. Di samping memberikan racun tikus, saya juga memasang perangkap tikus. Kedua usaha ini alhamdulillah membuahkan hasil. Tidak kurang dari 5 (lima) ekor tikus berhasil saya tangkap. 2 (dua) tikus mati karena memakan racun, dan 3 (tiga) tikus masuk perangkap tikus. Alhamdulillah saat ini cabe saya aman dari hama tikus.

Proses pemeliharaan tanaman memang tidak mudah. Tanaman besar, seperti karet, mau pun tanaman kecil seperti cabe harus dirawat dengan telaten. Jika cabe harus disiram dengan rutin dan diberikan pupuk, tanaman karet juga sama harus dibersihkan dari tumbuhan semak belukar dan diberikan pupuk. Ternyata tidak hanya itu, perawatan tanaman juga berlanjut dengan melindunginya dari serangan hama penyakit.



Untuk menghasilkan tanaman yang baik dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Insya Allah jika semua tahap itu dilakukan dengan baik, maka tanaman kita akan menghasilkan manfaat sesuai dengan yang kita inginkan. Sebab, pada prinsipnya tanaman adalah sama dengan kita, yaitu sama-sama makhluk hidup. Oleh karena itu, dibutuhkan perhatiankarena tanaman juga merasakanyang tulus agar tanaman yang kita tanam bisa tumbuh dengan baik.[]


Posting Komentar

0 Komentar