Menapaktilasi Kota Bengkulu

“Salah satu kota bersejarah di Indonesia. Di kota ini salah satu proklamator Indonesia menjalani pengasingan Belanda. Di sini pula ia menemukan jodohnya. Gempa acapkali menyambanginya. Kota itu bernama Kota Bengkulu”

Kota Bengkulu memiliki sejarah yang panjang. Kota ini pada awalnya dimiliki oleh Inggris. Sisa-sisa Inggris di Bengkulu dapat diketahui sampai sekarang dari nama Bunga Bangkai yang menjadi ciri khas daerah ini, yaitu Bunga Rafflesia Arnoldi. Nama bunga ini diambil dari nama pemimpin kolonial Inggris di Bengkulu yaitu Sir Thomas Stamford Raffles, yang memimpin pada 1818 sampai 1824.

Selain itu, di Kota Bengkulu juga bisa ditemukan benteng bekas peninggalan Inggris yang dibangun antara 1713-1719. Benteng itu bernama Benteng Fort Marlborough. Sebagaimana benteng kolonial pada umumnya, di dalam Benteng Fort Marlborough kita bisa menemukan ruangan-ruangan untuk pegawai benteng dan juga penjara-penjara. Kita juga bisa melihat meriam-meriam yang ditempatkan di pojok atas benteng dan di dalam benteng. Di dalam benteng ini, kita juga bisa melihat makam yang terletak tidak jauh dari pintu masuk benteng.
Berdasarkan Perjanjian London, 17 Maret 1824, Kota Bengkulu diserahkan ke Belanda. Sebaliknya, Belanda juga menyerahkan Singapura, Malaka, dan Pulau Pinang kepada Inggris. Sejak saat itu, Bengkulu menjadi wilayah jajahan Belanda. Di tangan Belanda, Bengkulu menjadi salah satu tempat pengasingan pemimpin Indonesia, Soekarno pada tahun 1938-1942.
Di kota Bengkulu kita bisa mengunjungi Rumah Pengasingan Soekarno. Di rumah yang bergaya arsitektur panggung ini kita bisa menjumpai beberapa peninggalan Soekarno selama di Bengkulu. Rumah Pengasingan Bung Karno memiliki taman yang luas. Pada saat kita memasuki rumah ini, di ruangan tengah, selain bisa melihat foto-foto Bung Karno dan Fatmawati, kita bisa melihat sepeda ontel. Sepeda ini biasa digunakan oleh Bung Karno untuk melakukan berbagai aktivitas di kota Bengkulu. Di kamar juga masih ada ranjang plus kelambu.
Apabila ingin melihat “karya” Bung Karno selama di Bengkulu kita bisa pergi ke Masjid Jamik Bengkulu. Saya sengaja pergi ke masjid ini pada malam hari karena ingin shalat tarawih. Masjid yang terletak di pusat kota Bengkulu ini direnovasi oleh Bung karno. Meskipun tidak terlalu besar dan luas, dengan arsitektur bergaya nusantara masjid ini menampakkan semangat keindonesiaan dalam wujudnya.
Kota Bengkulu juga memiliki peninggalan sejarah lainnya yaitu Rumah Ibu Fatmawati Soekarno. Rumah ini bergaya panggung khas Sumatera. Untuk masuk ke rumah ini, sewaktu saya datang cukup memberikan uang seikhlasnya kepada penjaga rumah. Saya tidak mengerti, apakah memang tidak ada tarif masuk atau bagaimana.
Di Rumah Ibu Fatmawati kita bisa melihat mesin jahit yang digunakan Fatmawati menjahit Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan pada 17 Agustus 1945. Mesin jahit yang sangat penting dalam perjalanan perjuangan bangsa Indonesia ini masih nampak bagus dan terawat. Kita juga bisa melihat foto-foto bersejarah yang digantung di dinding-dinding rumah. Foto-foto tersebut "menceritakan" perjalanan hidup Fatmawati. Terdapat juga foto-foto Bung Karno saat berada di Bengkulu.


Posting Komentar

0 Komentar